Menurut perkiraan Desa Korowelangkulon sekitar tahun + 1803. Pada zaman penjajahan belanda, Mbah Srengono yang berasal dari Lumajang Jawa Timur melakukan perjalanan ke arah barat lewat pesisir pantai utara jawa, saat sampai disebuah alas yang beliau membuka alas terdapat Tanaman Koro yang menjalar di Batang Pohon Dhurjan, tanaman koro tersebut melingkar dari bawah sampai atas ujung di batang pohon dhurjan tersebut.

Pada saat membuka alas tersebut Mbah Srengono melihat seekor ular welang yang corak hitam putih tubuhnya dengan kepala ular tersebut menghadap kearah barat, setelah selesai membuka alas tadi beliau menamakan daerah tersebut dengan sebutan Korowelangkulon.

Didesa juga mempunyai sejarah tersendiri berkenaan dengan nama sebuah pemakaman umum yang terletak di Korowelangkulon yaitu Kupu Tarung, Kupu Tarung adalah sebuah tempat pemakaman umum yang berada disebelah barat dan timur dan hanya dipisahkan oleh sebuah jalan yang menuju sungai bodri, kemudian nama Kupu Tarung didapat dari sebuah kejadian yang aneh yaitu ada dua pohon waru dan pohon ketapeng yang tumbuh disisi yang berlawanan kedua pohon tersebut bertemu/berpapasan seperti sedang bertarung dan pertemuan dua pohon tersebut mirip dengan bentuk kupu-kupu sehingga tempat pemakaman tersebut diberinama Kupu Tarung.

Dalam perjalanan sejarah desa korowelangkulon, tercatat korowelangkulon sampai saat ini telah berganti pemerintahan 22 Kepala Desa, dengan rincian sebagai berikut;

Sumber: profil desa